Bliss [Chapter 1] – HaeNa Fanfic

YHBLISSCOVER2

Title : Bliss
Scriptwriter : Cavenmoon
Main Cast : Im Yoon Ah as Calistha Swift, Lee Dong Hae as Aiden Lautner
Genre : Romance, AU, Fluff [?] – fine, if wrong just correction by yourself.
Rating : General
Length : Chapter, Drabble
Disclaimer : Many source, emm … like – Katheryn Littlewood’s Bliss #1 ?
A/N : Just happy reading ! After story, I will write many Author’s Note for readers. Thankseu ~

.:.:.:.:.:.

Cavenmoon Present © 2013 – All Right Reserved

Calistha mengayuh sepeda tua miliknya yang beberapa bagiannya hampir karatan. Dan, semakin lama, kayuhan sepeda itu terdengar samar-samar. Tepat sekali – rantainya los.

Calistha mengeluh. Mencoba membenahi poni rambut hitamnya yang menghalangi pandangannya pada saat menunduk untuk membetulkan rantai sepeda miliknya – mungkin lebih tepat dari neneknya yang sudah benar-benar karatan itu.

“Kapan mom akan membelikanku sepeda yang baru ?”

Jemari-jemari lentiknya yang putih membilah-bilah rantai sepeda itu. “Sayang sekali, mom. Margarin dan stroberi untuk shortcake milikmu mungkin akan terlambat” ujarnya. Setelah rantai itu benar-benar sudah beres, ia mengayuh sepedanya lagi dengan agak pelan karena takut jika los lagi – walaupun ia tahu sang ibu menunggu di rumah dengan gundah.

.:.:.:.:.:.

Calistha mengulurkan tangannya mencoba mengambil uang kembalian dari sang pramuniaga. “Terima kasih, Ma’am” ujarnya membungkuk dan pergi. Sang pramuniaga mengernyitkan kening, bukankah sudah tugasnya melayani pelanggan ?

Di sepanjang jalan penuh dengan bangunan-bangunan bergaya Eropa yang benar-benar hmm – Antik dan menampakkan ciri khas Eropa. Ia mengingat ibunya yang meninggalkan pesan untuknya.

Cal, kau boleh membeli kue di toko roti keluarga Lautner jika masih sisa dan uangnya mencukupi’

Ia menghela napas. Haruskah ia menyerahkan koin-koinan dollar hanya untuk membeli sepotong pizza yang ia akui rasanya memuakkan ? Tidak, mungkin rasanya enak jika tidak ada beberapa jamur menjijikkan baginya di potongan pizza keluarga Lautner ?

Calistha tetap bersikukuh mengayuh sepedanya tanpa berhenti untuk membeli pizza atau sekedar mampir pada toko roti keluarga Lautner. Ia harus berkata jujur, tidak ada rasanya yang senikmat pizza. Sayang, setiap pizza pada toko tersebut diberi jamur yang membuatnya muak.

Namun, ia berusaha mencairkan perasaannya saat membayangkan dirinya akan menyerahkan koin-koinan dollar pada tangan milik Aiden Lautner yang digemari di kalangan gadis-gadis Cambridge. Ia memutar-balikkan sepedanya menuju Lautner Bakery.

Tepat saat itu, Aiden sedang di depan toko mau membalikkan papan toko menjadi “CLOSED”. Tangan Aiden terhenti begitu melihat Calistha memarkirkan sepedanya dengan napas tersengal-sengal.

“Oh, wo-ow ! Miss ! Tinggal tujuh detik lagi aku mau membalikkan papan ini ! Ah, silahkan masuk ! Kau pelanggan terakhir hari Sabtu ini!” kata Aiden dengan senyuman lebar. “Terima kasih” Calistha menarik bibirnya menjadi lengkungan manis untuk membalas Aiden.

Dengan segera, Calistha mengambil sepotong pizza dan cheesecake untuk sang adik, Berlin Swift, yang benar-benar menyukai kue dengan keju itu.

“Ini saja ?”

Calistha mengangguk, menandakan ia menjawab sepatah kata “Iya” pada Aiden. Jemari Aiden menari dengan cepat di tuts mesin kasir tersebut. “Ini kembaliannya” ujar Aiden menarik bibirnya lagi menjadi senyuman. “Ya, terima kasih. Sekali lagi, Aiden” Calistha membungkuk. “Ah, seharusnya aku yang berterima kasih” ujar Aiden.

“Kupikir, toko roti ini tutup lebih awal, ada apa ?” tanya Calistha mengernyitkan keningnya. “Hari ini, kami akan menjenguk grandma di London. Jadi harus bersiap-siap” jawab Aiden. “Oh begitu, Baiklah, aku permisi” Calistha meninggalkan Aiden yang melambaikan tangan padanya. ‘Gadis yang menarik’ pikirnya.

.:.:.:.:.:.

“Ini, mom

Plastik hijau dengan gambar buah-buahan di depannya membuat toko buah keluarga Malt terkenal dengan ciri khas-nya. Calistha menyerahkan plastik itu pada ibunya.

“Lama sekali” keluh ibunya. “Aku hampir tertidur karenamu” lanjutnya. “Ada perkara apa ? Apa dompetmu jatuh sehingga kau harus mengambilnya ? Atau ada tindakan kriminalitas sehingga kau harus pergi ke pos polisi ? Atau mungkin kau dicegat perampok dijalan ? Atau –”

“Tidak, mom. Biar kujelaskan. Rantai sepedaku los saat perjalanan ke toko buah Malt. Lalu, aku harus pergi ke toko roti Lautner membeli cheesecake kesukaan Berlin dan pizza favoritku”

Uhuk ! Mrs. Swift terbatuk ketika mendengar penjelasan putri sulungnya. “Uhm – maaf ? Pizza favoritmu ? Dengan jamur yang kau katakan beracun dan menjijikkan ?” tanya Mrs. Swift mengernyitkan dahi. Calistha mengangguk. “Mungkin aku bisa memindahkan jamur-jamur itu ke dalam bubur milik Flynn, adik bungsuku. Kudengar ia suka dan ingin makan bubur jamur”

“Tidak, Cal ! Sekalipun adikmu itu cinta mati dan ingin makan bubur jamur, jangan kau berikan padanya ! Cal, kau itu sudah dewasa, setidaknya kau harus mengerti mengapa-jamur-dari-pizza-milikmu-tidak-boleh-diberikan-pada-bubur-adik ?” sanggah Mrs. Swift. “Karena dari pizza. Tentu saja akan memberikan efek rasa yang benar-benar aneh. Aku hanya bercanda, mom” Calistha tersenyum.

“Baiklah, kembali ke pembicaraan kita tadi. Kenapa kau bisa terlalu lama hanya karena dua hal sepele seperti itu ?”

“Aiden Lautner mengajakku berbincang sebentar, jadi – yah, harus kuladeni. Untuk menghormatinya” balas Calistha memutar bola matanya. “Okay, kurasa penjelasanmu sudah cukup memuaskan. Sekarang, mandilah dan pergi ke bukit bunga dengan Berlin dan Horan untuk bermain” pinta Mrs. Swift. “Huh, okay …” Calistha menyambar handuk soft blue miliknya dan menutup pintu kamar mandi.

.:.:.:.:.:.

“Ayo, cepat” ujar Calistha pada dua adiknya, Berlin dan Horan. “Sebentar, sis. Tidakkah kau melihat aku sedang memakai sepatuku ?” tanya Berlin kesal. “Kau terlalu lama, honey” jawab Calistha. “Yah, terima kasih atas komentarmu yang sebenarnya tak kubutuhkan, sis

Calistha tidak menanggapi ucapan sang adik. Ia melirik Horan memasang sepatu roller-skate miliknya. “Horan, kau tidak takut tergelincir ?” tanya Calistha pada Horan dengan nada sedikit mengejek. “Kau pikir aku anak kecil ? Aku lebih tua darimu, Cal ! Kau selalu saja menganggapmu lebih dewasa” jawab Horan menjulurkan lidahnya.

“Ya ya ya. Lekas, adik-adik” kata Calistha membuat Horan mengumpat.

.:.:.:.:.:.

Calistha menghabiskan waktunya di bukit bunga hanya untuk sekedar mencabuti rumput-rumput liar dengan posisi duduk. Menyaksikan Horan dan Berlin bermain saja sudah membuatnya senang. Walaupun ia tahu Horan, sang saudara lelaki yang hanya beda lima bulan dengannya itu begitu menyebalkan.

Ia berdiri dan menyusuri ilalang tinggi. Ia menghentikan langkahnya ketika melihat bunga liar berwarna biru dan kuning tumbuh bersamaan. “Indahnya …” gumamnya. Ia membungkukkan badannya mencoba  meraih dua bunga itu. Sekalipun bunga liar, benar-benar indah !

Tepat saat ia menyentuh yang biru, ada tangan lain yang menyentuh bunga kuning. Calistha mendongakkan kepalanya untuk melihat sang pemilik tangan tersebut. “Aiden ?” pekiknya tanpa sadar. Ia langsung saja membekap mulutnya.

“Ah, kau yang tadi” Aiden tersenyum dengan senyuman khas. “Yah ..”

“Kau juga berpikir bunga liar itu indah ya ?”

Calistha mengangguk. “Aku suka yang biru” ujarnya. “Kalau aku, tentu yang kuning” sahut Aiden.

“Kudengar tadi, kau mau pergi ?” tanya Calistha. “Benar. Aku kesini untuk bermain-main saja, bagaimana denganmu ?” Aiden memutar kepalanya ke samping untuk melihat wajah Calistha. “Eh ?”

“Aku ?”

“Tentu saja. Siapa lagi ?” Aiden tergelak. “Hmm … entahlah. Aku diminta mom menjaga adik perempuanku, Berlin” jawab Calistha bertopang dagu.

Teriakan nyaring dari pita suara milik Horan berhasil membuat perbincangan Calistha dan Aiden terhenti. “Caaaaal ~~ Ayo kita pulang !”

“Ah, maaf. Aku harus segera pergi” Calistha berdiri lalu mengusap-usap pakaiannya. “Yah, tak apa, Aku juga harus bergegas lima menit lagi” kata Aiden tersenyum hangat. “Oke. Terima kasih atas pertanyaanmu” Calistha beranjak sebelum Aiden sempat menanyakan sesuatu.

Calistha menuju Horan yang meluncur dengan roller-skate kesayangannya. “Tadi itu, Aiden ya ?” tanya Horan. “Yap.”

“Kulihat, kalian begitu asyik berbincang. Tumben sekali” komentar Horan. “Tumben ?” Calistha mengernyitkan kening. “Ada apa ?” tanyanya. “Walaupun cukup popular di kalangan gadis, ia terkenal dingin. Jarang-jarang suka bicara pada gadis” jawab Horan mengangkat satu alis hitamnya. “Oh.”

Apa itu pertanda ?’ batin Calistha menunduk. “Hey, Cal ! Lekas kita menjemput gadis bodoh yang sedang bermain dengan kupu-kupu itu !” kata Horan. “Jangan menyebut Berlin bodoh !” ujar Calistha. Horan terkikik. “Lekas …” ujar Horan menggandeng tangan Calistha. “Hey ! Jangan terlalu keras !” seru Calistha. “Baiklah, nona” sahut Horan. “Kau menyebalkan !” gerutu Calistha.

Aiden Side

Siapa itu ? Apa .. – kekasihnya ?’

To Be Continued

A/N : Inspirasi fanfic tersebut adalah Bliss #1 (The Bliss Bakery Trilogy) – Katheryn Littlewood . Maaf, bahasanya agak aneh [?] gegara genre FLUFF. Okay, ini FF genre Fluff pertama yang saya buat -_-. Maka, hancur ._.

Maaf atas typo yang tersebar di fanfic ini -_-

Dan terima kasih mau membaca fanfic abal khas saya ^^

Sekian, Thank You ! Lots of l♥ve from Cavenmoon ๑◕ܫ◕๑

F(x) – RUM PUM PUM PUM (Indonesia Translation)

Gambar

Title : F(x) Rum Pum Pum Pum

Album : Pink Tape

Member : Song Qian (Victoria), Amber Liu (Amber), Park Sun Young (Luna), Choi Jin Ri (Sulli), Jung Soo Jung (Krystal)

Credits :

Romanized : kpoplyrics.net

Indonesia Translation by AquazenLatte

.

.

.

Hello, you probably heard of me at least once
Your wisdom tooth
You probably think you experienced it all when you were young

Attention boys! I’m a bit different
I pushed aside all the others and took my place
Deep in your heart (purum purumpum)
Very secretly (purum purumpum)

I will pierce through your heart’s wall and grow (I will pierce through your heart’s wall and grow)
A special experience rum pum pum pum (A special experience rum pum pum pum)
It will hurt as if your head will shatter (It will hurt as if your head will shatter)
A new experience rum pum pum pum

Ouch, your head will hurt
You won’t be able to sleep
You won’t forget me easily
Your true first love that appeared all of a sudden, rum pum pum pum

What to do? You probably expected one who grew up straight
But I’ll be crooked and torture you, I’m not easy

It was like this or like that
there is so much talk but you can never know until you experience it
Even if you struggle to pull me out
that spot will be empty forever

It’s probably not me
Yeah, it probably is
Now I’ll make our own little secret
Shh! Our own little secret

Ouch, your head will hurt
You won’t be able to sleep
You won’t forget me easily
Your electrifying first love that appeared all of a sudden, rum pum pum pum

I will pierce through your heart’s wall and grow
I will pierce through your heart’s wall and grow (x3)
It will hurt as if your head will shatter
It will hurt as if it will shatter (x3)
As if it will shatter

Ouch, your head will hurt (your head will hurt)
You won’t be able to sleep (won’t be able to sleep)
You won’t forget me easily (you won’t forget me)
Your true first wisdom tooth that appeared all of a sudden, rum pum pum pum

Your true first love, a special experience
Rum pum pum pum
Your electrifying first love, a new experience
Rum pum pum pum
Your true first love, a special experience
Rum pum pum pum
Your electrifying first love, a new experience
Rum pum pum pum

Indonesia Translation

Halo, kamu mungkin pernah mendengarku setidaknya sekali
Gigi kebijaksanaanmu (aaa)
Kamu mungkin berpikir kamu mengalami itu semua saat kamu masih muda

Perhatian, anak laki-laki ! Aku sedikit berbeda
Aku menyingkirkan semua orang dan mengambil tempatku
Jauh di dalam hati anda (purum purumpum)
Sangat rahasia (purum purumpum)

Aku akan menembus dinding hatimu dan tumbuh (Aku akan menembus dinding hatimu dan tumbuh)
Sebuah pengalaman spesial rum pum pum pum (Sebuah pengalaman spesial rum pum pum pum)
Ini akan menyakitkan seperti kepalamu pecah (Ini akan menyakitkan seperti kepalamu pecah)
Sebuah pengalaman baru rum pum pum pum

Aduh, kepalamu akan terluka
Kau tidak akan bisa untuk tertidur
Kau tidak akan melupakanku dengan mudah
Cinta sejati yang datang tiba-tiba, rum pum pum pum

Apa yang harus dilakukan ? Kau mungkin berharap seorang yang tumbuh jujur (aaa)
Tapi aku akan licik dan menyiksamu , aku tidak mudah (aaa)

Ini seperti ini atau seperti ituAda begitu banyak pembicaraan tapi kamu tidak pernah tahu sampai kamu mengalaminya
Bahkan jika kau berjuang untuk menarikku keluar
Tempat itu akan kosong selamanya

Ini mungkin bukan aku
Ya, mungkin ini
Sekarang aku akan membuat rahasia kecil kita sendiri
Shh! Rahasia kecil kita sendiri

Aduh, kepalamu akan terluka
Kau tidak akan bisa untuk tertidur
Kau tidak akan melupakanku dengan mudah
Cinta sejati yang datang tiba-tiba, rum pum pum pum

Aku akan menembus dinding jantungmu dan tumbuh
Aku akan menembus dinding jantungmu dan tumbuh (x3)
Ini akan menyakitkan seakan kepalamu akan menghancurkan
Ini akan menyakiti seolah-olah itu akan pecah (x3)
Seolah-olah itu akan pecah

Aduh, kepalamu akan terluka
Kau tidak akan bisa untuk tertidur
Kau tidak akan melupakanku dengan mudah
Cinta sejati yang datang tiba-tiba, rum pum pum pum

Cinta pertama sejatimu, pengalaman khusus
Rum Pum Pum Pum
Cinta pertama menarikmu, pengalaman baru
Rum Pum Pum Pum
Cinta pertama sejatimu, pengalaman khusus
Rum Pum Pum Pum
Cinta pertama menarikmu, pengalaman baru
Rum Pum Pum Pum

Note : some word translated from GoogleTranslate

 

 

 

 

One-True Pairing ! My Version ^^

Gambar

 

Yoo-hoo ! Howdy ? Ini adalah catatan one-true pairing versi Cavendishy ^^

MyungSOOJung / MyungStal (Myungsoo-Krystal)

Ini couple favorit Cavendishy ! Paling real >< apalagi FF yang dibuat author-nya, aduh kerasa banget feelingnya ><

Bagi yang mau baca FF Cavendishy yang cast-nya MyungSooJung, baca di :

Front

Judulnya Love & Enemy !

Sekian dari couple MyungSooJung – Ice Couple ^o^

Gambar

 

Thank-seu :*

Repeated Past | 1shoot | MinStal

a story by soojungchoi♥

Gambar

 

Repeated Past | 1shoot
“When time  rotating back, bad events turned …”

Author : soojungchoi♥
Cast : Jung Soo Jung [Krystal Jung] – Choi Min Ho
Disclaimer : A fanfiction from B.A.P – Coffee Shop

__soojungchoi©’s presents ❃__

“When time  rotating back, bad events turned …”

*****
Seoul, 27 September 2012

Musim gugur. Dimana dia – seorang namja jurusan universitas seni – bertemu dengan seseorang yang sangat berharga bagi dirinya – namun, orang itu telah meninggalkannya. Walaupun begitu, momen indah dirinya dengan orang itu, masih tertempel lekat di otaknya. Perasannya pada orang itu masih sama – masih mencintainya.

Tangannya menggenggam secarik kertas bertuliskan : Saranghae ^^ From : Choi Minho To : Krystal Jung serta Nado saranghae, Minho-ssi ^^ From : Krystal Jung To : Choi Minho. Choi Minho – Minho.
Namja itu mengambil handphone miliknya dari sakunya. Membuka short message service yang bertanggal :  8 Juli 2003.

From : Kryssie
Minho – ssi, kau ambil jurusan seni, ne  ?

To : Kryssie
From : Minho
Ne ^^ Panggil saja aku Minho oppa
J

From : Kryssie
A, ne. Sering-seringlah mampir ke Take out drawing tempatku bekerja ^^

To : Kryssie
Hehehe … Gomawo Soojung – ah ! Akan aku usahakan
J

From : Kryssie
Nado gomawo oppa !

cklik ! Tombol back ditekannya. Ini hari saat Krystal, yeojachingunya meninggalkannya. Dan dia, harus menepati janjinya untuk pergi ke Take out drawing – coffee shop di Seoul tempat dimana Krystal bekerja – dulu.

Ia membuka kembali HP-nya. Mencari short message service – SMS lain. Akhirnya ia menekan tombol open atau OK di keypad handphone-nya. Tertera tanggalnya : 25 September 2003.

From : Kryssie
Minho, ini Luhan, oppa  Krystal. Krystal tertabrak mobil saat pulang dari
Take out drawing. Keadannya kritis. Dia akan dioperasi. Lusa kukabari.

To : Kryssie
Aih, bagaimana Krystal 😥 ? Semoga operasinya lancar dan berhasil. Sampaikan pesanku, Fighting, Krys ! 😥

27 September 2003
From : Kryssie
Minho, ada kabar duka. Operasi Krystal tak lancar dan alhasil dia – pergi ke alam sana. Pemakamannya hari ini, sore.

To : Kryssie
A ?

Minho tak sanggup membalas SMS Luhan. Ia mulai menitikkan air matanya hingga handphone – HPnya basah dan hampir konslet. Dan kini, ia menangis kembali sampai akhirnya datanglah yeoja yang seperti noona menghampiri Minho yang tengah menangis.

“Annyeong, mau ikut aku ke sebuah tempat yang indah ?” tanya yeoja tersebut. Minho mendongakkan kepalanya. “M – Mwo ?” tanyanya dengan sesenggukan. “Kajja ikut aku. Aku yakin kau berhenti menangis dan kehidupanmu bahagia” jawab yeoja tersebut dengan senyuman. “Oh, namaku Han Mi Yeon, Miyeon.” Katanya mengulurkan tangan pada Minho.

Minho masih saja bingung. Namun saat me-rewind perkataan Miyeon, ia mengangguk. “Ne, noona. Aku mau” jawab Minho seraya bangkit dari kursi taman tempatnya duduk. Miyeon menggandeng Minho.

“Lokasi ini – sepertinya aku kenal ?” tanya Minho. “Tentu saja. Kau sangat mengenalnya, tuan Choi” Miyeon tersenyum. “Masuk saja, aku akan menunggu diluar. Tunggulah sampai aku mengirim pesan padamu untuk keluar” Miyeon menunggu diluar sementara Minho memasuki bangunan itu. Minho mengenalnya – sangat mengenalnya ! – sebab, ini tempat Krystal bekerja – take out drawing.

“Apa istimewanya disini ?” ketus Minho. Momen buruk itu terputar lagi di kepala Minho. “Rahasia. Kau coba saja” Miyeon tersenyum. Walaupun terpaksa, Minho menerima saran Miyeon.

Minho duduk di meja tempat ia bertemu Krystal pertama kali. Sesosok pelayan menghampirinya. “Mau pesan apa tuan ?” tanyanya ramah. “Aku – ehm coffee latte saja, cu –” perkataan Minho terpotong saat melihat sosok pelayan itu. “Krys – Krystal – ah ?” tanya Minho. “Ehm – bagaimana anda mengerti nama kecilku ? Bukankah disini tertulis Jung Soojung ?” tanya pelayan – Krystal memperlihatkan name tag –nya. “Neo ?” Minho masih terlihat tidak percaya.

“Kau masih hidup ?” tanya Minho. “A – Apa maksud Tuan ? Tentu saja, jika saya sudah mati maka saya tidak seharusnya berada disini !” Krystal merengut. Minho menarik Krystal ke dekapannya. “Mungkin kau tidak mengingatku” ujar Minho.

“I – Itu benar, Tuan” Krystal agak gugup, namun tak melepaskan dekapan Minho – dia merasa hangat dan tenang disana. “Kryssie – ah ~” bisik Minho. Deg !

*****

Krystal begitu terkejut mendengar ucapan Minho. “Jadi – aku seharusnya sudah mati, begitu bukan, Minho – ssi ?” tanya Krystal. “Mollayo. Aku punya SMS yang kau kirim dan dari oppa-mu, Luhan” Minho mengedikkan bahu. Ia mengeluarkan handphone-nya lalu menunjukkan SMS darinya dan Luhan. “Ini nomorku. Bagaimana bisa ?” tanya Krystal. Minho hanya bisa mengedikkan bahu lagi.

“Jadi kumohon, Krystal – ah, jebal jangan pulang siang. Aku akan melindungimu” Minho menarik Krystal ke dekapannya lagi. “A – Arasseo, Minho-ssi” balas Krystal. “Panggil aku Minho oppa seperti dulu” ujar Minho. “Oppa ?” Krystal tersentak. “Ne” balas Minho. “Min – ho op – pa” kata Krystal agak terbata.

“Bagus sekali. Gomawo !” Minho mengecup kening Krystal.

*****
SKIP

Afternoon ~

Krystal sepertinya agak tergesa-gesa pulang ke rumahnya ketika mendapat kabar eomma-nya sakit. Ia melupakan nasihat Minho tadi. Sedangkan Minho, sedang membeli bunga.

Minho melihat Krystal menyebrang dari jauh, bersamaan dengan mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. “A – Aniya !” Minho segera berlari sekencang – kencangnya – meninggalkan seluruhnya. ‘Kumohon Tuhan, jangan biarkan ini terulang lagi !’ batinnya.

Dan akhirnya –

*****
“Achimeyo, Minho oppa ~”  sapa Krystal pada Minho yang terbaring di rumah sakit. “K – Krystal – ah ?” Minho berbicara dengan suara agak parau. “Ne, ini aku” Krystal mengusap kening Minho dengan lembut. “Kau – selamat ?” tanya Minho. “Ne, dan itu berkatmu. Mianhae, tak mendengarkanmu” jawab Krystal. “Gwenchanayo. Asalkan crystal-ku selamat, aku senang” Minho tersenyum. “Gomawo oppa” Krystal mengecup kening Minho.

TING !

Terdengar bunyi seperti dentingan. Minho terbangun dan sadar. Ia mendapati dirinya di taman, bersama sesosok yeoja. “Krystal – ah ?” pekik Minho. “Ne ? Ada apa, oppa ?” tanya Krystal menolehkan kepalanya kearah Minho. Minho tersenyum lalu menarik Krystal ke pelukannya. “Saranghae ~” bisiknya. “Nado, oppa ^^” balas Krystal tersenyum.

THE END

Gaje ? Gaje ? Oke, setuju ^o^ But please keep comment ! Nggak suka couple ini ? Boleh baca asalkan jangan buat fanwar ! Thanks *bow ^^

MONSTER (Chapter 2) || HaeNa Fanfic

MONSTER | HaeNa

Gambar

Author : soojungchoi© | Before : ShinYura |NisrinaNurul

Main Cast : Lee Dong Hae | Im Yoon Ah
Other cast : Lee Jin Soo [OC / Namja] | Lee Yeon Hyun[OC / Yeoja]

Disclaimer : Terinspirasi dari EXO – GROWL.

~~ Ha(e)ppy Reading ~~

 

ש©©©×

Donghae Side

“Hari ini tanggal berapa, Hae ?” tanya Sunghyun [OC], appa Donghae pada Donghae. “Tanggal 1 Mei, appa. Sepertinya bulan purnama” jawab Donghae. Chorong, sang anae Sunghyun, eomma Donghae mengangguk. “Baiklah, bawalah perbekalan daging dan lekas pergi ke bukit” perintah Sunghyun. Jinsoo, Yeonhyun, dan Donghae mengangguk sementara eomma mereka membawa tikar.

@Bukit

“Siap siaga ! Kajja dimulai ~” seru Sunghyun. Chorong mengikuti dibelakang Sunghyun, begitu pula Jinsoo, Yeonhyun, dan Donghae. Sunghyun mengucapkan beberapa patah kata – mungkin singkatnya mantra – menghadap bulan purnama. Dan akhirnya, setelah beberapa menit, setelah ada pancaran yang terang, wujud mereka berubah. Menjadi seekor ….

ש©©©×

Yoona terjaga malam itu. Ia melihat pancaran terang dari atas bukit. ‘Itu pasti keluarga Lee’ batinnya. Ia meremas bantalnya kuat-kuat dan mencoba menutup matanya. Namun, sayang, itu tak berhasil membuatnya tidur. Percakapan 3 anak Lee terngiang – ngaing dan terulang kembali di telinganya. Nada Jinsoo yang tenang, Yeonhyun yang ramah, dan Donghae yang lelah.

FLASHBACK ON

“Kurasa appa dan eomma ‘hampir’ mengetahuinya” ujar Jinsoo. “Jinjjayo ?” tanya Donghae. “Ya, setidaknya itulah yang kutahu” jawab Jinsoo tenang. “Jangan sampai Yoona tahu tentang identitas dirimu adalah –” Jinsoo terdiam.

“Werewolf” lanjutnya.

FLASHBACK OFF

Tidak. Yoona tak merasa tersakiti. Rasa takut dan khawatir menyelimutinya. Khawatir dan takut jika appanya mengetahui namjachingunya seekor [?] werewolf. Cklek ! Yoona menutup tubuhnya dengan selimut ketika mendengar suara pintu dibuka. “Bangunlah, Yoona. Appa tahu kau belum tidur” ujar Sehun, appa Yoona. Yoona melepas selimutnya. “Kau memakai alat penyadap appa ne ?” tanya Sehun. Deg ! Jantung Yoona berdegup kencang. “Tak apa. Appa hanya ingin tahu untuk apakah penyadap itu ?” pertanyaan Sehun yang selanjutnya membuat Yoona semakin takut. Skak mat.

“A – Anu appa, Jongdae – euisa memintaku membawanya ! Aku tak tahu untuk apa” jawab Yoona gugup – pertama kalinya ia berbohong – dan ia tak tahu apakah jawabannya bisa mengelabui appa-nya yang seorang detektif handal ini. “Hmm ..” Sehun hanya tersenyum. “Begitu ya .. Ya sudah, selamat malam, Yoong~” Sehun menutup kembali pintu kamar Yoona. ‘Fiuhh..’

ש©©©×

Hari sudah menjelang pagi, sekitar pukul lima mungkin ? Keluarga Lee turun dari bukit secepatnya sebelum ada yang melihat transformasi mereka. Mereka menjadi manusia normal lagi. Menjadi ‘Sunghyun’ , ‘Chorong’ , ‘Jinsoo’ , ‘Yeonhyun’ , dan ‘Donghae’. Penduduk sekitar bukit hanya melihat mereka lalu bekerja kembali – karena sosok mereka hanyalah ‘seorang manusia biasa’ yang sedang ‘berpiknik dan bermalam’ di bukit tersebut –.

ש©©©×

“Achim Yoona …” suara khas Luhan, eomma Yoona [?] *not gay *Luhan transgender XD
ketika melihat sesosok Yoona [?] yang keluar dari kamarnya. “Mengapa bangun begitu terlambat pagi ini ?” tanya Luhan. “Aku hanya tak bisa tidur tadi malam, eomma. Haah …” Yoona menguap. Ia menutup mulutnya dengan tangannya, lalu meneguk segelas air.

“Sayang sekali, tadi Donghae meneleponmu. Katanya, ia ingin berbicara denganmu. Donghae akan menjemputmu !” ujar Luhan, tetap dalam posisi membuat ramyun. Yoona agak terkejut sampai-sampai mau memuntahkan, oke, bahasa sopannya tersedak. Hampir saja, air minum yang diminumnya keluar. Alhasil, itu menimbulkan batuk kecil dan cegukan.

“Hik !”
“Yoongie, kau kenapa ?”
“Eomma (hik !) … Aku (hik !) cegukan (hik!)” kata Yoona dengan susah payah. “Mwo ? Coba tekan hidungmu dan telan air liur– mu” saran Luhan. Yoona melakukannya. Yoona menggeleng. “(Hik!) tidak bisa (hik!) eom (hik!) – ma ! (hik!)” balas Yoona. “Ya sudahlah, nanti juga hilang …” Luhan tak berinisiatif membantu putrinya, namun berbalik dan melanjutkan memasaknya. “Eomma ! (hik !)” gerutu Yoona.

Sehun muncul dari kamarnya. “Ada apa, yeobo dan Yoona ?” tanyanya. “Yoona tersedak dan cegukan …” jawab Luhan. “Oh, begitu. Tunggu saja sampai hilang, Yoona” Sehun berbalik dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya lagi. Untuk ap ajika tidak untuk tidur. Sedangkan Yoona hanya bisa merengut dan pout melihat kedua orangtuanya tak membantunya.

ש©©©×

“Donghae – ya, sedang apa ?” tanya Yeonhyun pada namdongsaengnya. “Menelepon Yoona” jawab Donghae. “Kau benar-benar menyukainya ?” Jinsoo muncul dari kamarnya *ala Sehun tadi :3. “Mollayo, hyung” jawab Donghae seadanya. “Hmm …” Jinsoo hanya tersenyum.

Damn ! Kenapa tidak diangkat ?” umpat Donghae. “Redial lagi, Hae” saran Yeonhyun. Donghae pun me-redial nomor telepon rumah Yoona.

Yeoboseyo ?”
“Ah … ini Donghae”
“Oh, Donghae. Ini Luhan-ahjumma. Ada perlu apa ?”
“Aku mau berbicara dengan Yoona, ahjumma. Bisa ?”
“Mianhamnida, Yoona sedang tidur. Mau titip pesan ?”
“Aniya. Bilang saja kepada Yoona, Donghae mau berbicara penting padanya. Nanti Donghae akan kesana menjemputnya”
“Ne. Ada lagi ?”
“Cukup, ahjumma. Kamsahamnida”
“Cheonmaneyo

Klek  ! Donghae menutup teleponnya. “Apa kubilang ? Bisa, bukan ?”  tanya Yeonhyun tersenyum. “Tentu, gomawo noona” jawab Donghae. “Kau sungguh menjemputnya, bukan ?” tanya Jinsoo. “Ne. Aku bukan orang yang ingkar janji, hyung” Donghae mengacungkan jempolnya dan bersiap untuk menjemput Yoona.
ש©©©×

“Im Yoona ! Donghae sudah menjemputmu !” seru Luhan. “A, ne. Bilang saja suruh menungguku ! Aku mau mengganti bajuku !” Yoona beranjak ke kamarnya dan menutup pintunya. “Hufft …”

“Rilakkuma, apa yang harus kulakukan ? Apa aku harus bersikap biasa ? Seolah-olah tak ada apapun yang terjadi ?” tanya Yoona pada boneka kesayangannya. “Hah, kau hanya boneka. Tak bisa menjawabku …” balas Yoona. Ia segera mengganti bajunya dan menuruni anak tangga.
ש©©©×

“Annyeong, Yoong” sapa Donghae pada Yoona. Yoona hanya membalasnya dengan sebuah senyuman. “Waeyo ?” tanya Donghae pada Yoona. Yoona menggeleng. “Ada masalah ? Ceritakan saja kepadaku” lanjut Donghae. ‘Tidak bisa. Karena ini menyangkut kau sendiri juga’ batin Yoona. “Mengapa diam saja ? Apa masalah itu melibatkan diriku dan keluargaku ?” tanya Donghae. Deg ! Skak mat. Apa yang harus Yoona perbuat ?

TBC

RULES

1. Do not copy and paste fanfiction here
2. If you re-blog ask me a permission | twitter @ baekyeoluhan
3.Try to leave a comment
4. Do not steal the concept of author edits, please permit borrowing in advance and even then had to use a credit
5.Do not claim as your own edits author

Thank you for visiting ma blog ^ ^

MONSTER | HaeNa Fanfiction

 

Gambar

Author : soojungchoi♥ | Before : ShinYura |NisrinaNurul

Main Cast : Lee Dong Hae | Im Yoon Ah | Lee Jin Soo [OC / Namja] | Lee Yeon Hyun[OC / Yeoja]

Disclaimer : Terinspirasi dari EXO – GROWL.

Cover By : NisrinaNurul | soojungchoi♥

~~ Ha(e)ppy Reading ~~

Yoona POV

“Achim, Yoong” suara khas seorang namja menyapaku. “Nado, Donghae – ya ~” balasku. “Darimana saja, kau ?” tanyaku pada namja itu – Ya, Lee Dong Hae. Atau dipanggil Donghae – yang sedang mengambil posisi duduk di sebelahku. “Nae ?” dia menunjuk dirinya. Aku mengangguk.

“Emm .. Dari suatu tempat” jawabnya. ‘Mulai lagi deh, main rahasia-rahasiaan. Kurasa ada yang disembunyikannya dariku’ sejenak aku melamun dan menatapnya, namun, suaranya dapat menyadarkanku. “Yoona ~”

“Ah ?  Em .. Ne ? Mianhae” aku menyahut dengan gugup. “Ah – gwenchana. Mungkin ada masalah, bisa kubantu ?” tanyanya. “A – Aniyo” jawabku – masih gugup terhadap pandangannya – jelas bukan ? Mana bisa aku bilang ‘ne’ jika masalahnya menyangkut dirinya sendiri. “Dari suatu tempat ? Darimana ?” tanyaku mencoba memberanikan diri.

“Kau benar-benar mau tahu ?” Donghae balas bertanya. Aku mengangguk. Oke, aku yakin dia hanya bercanda dan berikutnya jawabannya, “Rahasia, Yoong. Kau tak perlu mengerti” sambil menjulurkan lidahnya.

Aku hanya bisa menggangguk sambil menghela napas. “Kajja kita pergi ~” dia menarik tanganku. “Kemana ?”

“Kencan ?” dia hanya bertanya – bukan menjawab pertanyaanku –  meminta pendapatku. “Em – boleh saja. Tapi, ini sudah mau menjelang malam. Biasanya kau tak bisa –” aku menundukkan wajahku. “Hari ini Sabtu bukan ? Pengecualian” Dia tersenyum. Aku membalas senyumannya dan bertanya lagi, “Mengapa pengecualian ?”
Dari raut wajahnya, aku tahu dia terkejut. Berarti dia tak mengira aku akan bertanya seperti itu. “A – Anu ..” Donghae terlihat gugup.

“Eomma dan appa tidak membolehkan kami pergi ke luar menjelang malam – atau malam juga – kecuali pada hari Sabtu ^^” celetuk seseorang yang membuat aku dan Donghae menolehkan wajahnya. “Ah – Yeonhyun noona !” pekik Donghae. Aku membungkuk 90° kepada noona Donghae, atau aku memanggilnya eonnie.

“Annyeong, Lee Yeon Hyun imnida. Noona Donghae, kau yeojachingu-nya ?” tanya Yeonhyun unnie. “Ne. Im Yoon Ah imnida” jawabku. “Donghae, kau beruntung bisa memiliki yeoja sepertinya. Neomu yeppeo J” komentar Yeonhyun unnie. “Aih – gomawo unnie J” aku tersenyum. “Aku tak memujimu. Itu kenyataannya” Yeonhyun unnie tersenyum hangat. Entah mengapa, aku merasakan kesan berbeda saat berkumpul bersama keluarga Donghae.

Ini baru pertama kalinya aku bertemu Yeonhyun unnie, karena Donghae selalu melarangku menuju rumah keluarganya. “Sudah ne, unnie pergi dulu ! Annyeong ~” ujar Yeonhyun unnie. Aku dan Donghae melambaikan tangan.

“Sudah dengar alasannya, kan ?” Dia bertanya. Aku mengangguk. “Kajja beli es krim !” Donghae mengajakku ke stan es krim.

SKIP

Yoona POV END

Author POV

Donghae mengantar Yoona menuju rumah Yoona. “Sampai jumpa, Yoong” Donghae mengecup singkat kening Yoona. Yoona tersenyum. “Ne, oppa. Gomawo sudah mengajakku jalan – jalan” kata Yoona. “Gwenchana. Lagipula, kita kan jarang jalan – jalan berdua J” balas Donghae. Yoona masuk menuju pintu rumahnya. Donghae segera masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikannya. Dan hilang secepat kilat. Dia tak menyadari, sepasang mata Yoona mengintip dari balik korden.

ש©©©×

Donghae Side

“Lihat, Donghae sudah pulang !” ujar Yeonhyun menunjuk Donghae yang lesu. “Hei, Hae. Kau hampir saja ketahuan, ne ?” tanya Jinsoo – hyung Donghae – pada Donghae [Donghwa kagak ada T.T | Donghwa : yang buat cerita kan elu thor -_-“ | Author : oh iya ya :3]. “Ketahuan ?”

“Identitasmu” sambung Yeonhyun. “Ne. Kurasa aku tak bisa menyembunyikannya darinya. Ia mulai merasa aneh denganku, sikapnya juga berbeda dari yang dulu” jelas Donghae lalu duduk di sebelah Yeonhyun dan Jinsoo. “Mungkin tak lama lagi ketahuan” lanjutnya menghela napas.

“Jika ketahuan, dia bakal tersakiti dan meninggalkanmu. Dan kau akan kehilangan dirinya” kata Jinsoo. “Lagipula appa Yoona yang kau bilang kan detektif. Jadi, bisa saja kau terbunuh, atau Yoona dibunuh” komentar Yeonhyun. Donghae terkejut. “Jadi, lebih hati-hati dengannya sebelum semua hal buruk terjadi” Yeonhyun melanjutkan ucapannya. “Kenapa kalian berdua membantuku merahasiakannnya dari appa dan eomma ? Jinsoo hyung belum bertemu dengannya, dan Yeonhyun noona baru saja tadi. Waeyo ?” tanya Donghae bingung. Ya, mereka memang merahasiakan hubungan Donghae – Yoona.

“Aku tak ingin kau bersedih” jawab Yeonhyun. “Dan tak mau dia tersakiti. Aku merasakannya sebagai adik kandungku sendiri – mungkin calon adik ipar ?” Yeonhyun melanjutkan ucapannya dan menggoda Donghae. Donghae hanya tersenyum mendengar ucapan noona-nya. Pandangannya kini beralih pada Jinsoo. “Yeonhyun benar, aku tak ingin kau bersedih”

“Tapi –”

“Kurasa appa dan eomma ‘hampir’ mengetahuinya” ujar Jinsoo. “Jinjjayo ?” tanya Donghae. “Ya, setidaknya itulah yang kutahu” jawab Jinsoo tenang. “Jangan sampai Yoona tahu tentang identitas dirimu adalah – ”

ש©©©×

Yoona tersentak. Ia benar-benar kaget ketika mendengar ucapan keluarga Lee – kurasa tiga anak Lee – dirumah mereka. Yoona mendengarkan ucapan ketiga anak Le etersebut melalui alat penyadap yang di tempel di Donghae. Ya, appa Yoona yang seorang detektif pastinya memiliki banyak alat penyadar, pemancar, dan lainnya. Dan dia lebih kaget ketika mendengar ucapan Jinsoo, kenyataan jika Donghae adalah ….

To Be Continued ….

Gimana endingnya ? Masih lanjut kok ^^ Ikuti terus FF ini untuk mengetahui siapakah Donghae sebenarnya ..

Comment + Like !

Cover Fanfiction Request !

Cover Fanfiction Request !

Annyeong !
Nae selaku HannART Work & Design, mau berbagi editan cover FF untuk kalian semua ^^
Contoh ada di bawah ne ~
Untuk yang mau, silahkan comment di bawah / inbox FB nae : Nisrina Nurul [PP Krystal] / Mention ke twitter nae @baekyeoluhan ^^
Format :
Title / Judul :
Cast :
Genre :
Author :

Author akan post di wall wordpress ini secepatnya ! Akan dikabarkan melalui akun facebook / twitter ! Jadi comment twitter / facebook account kalian ne ^^

Sekian, Gomawo ~

Baek Han Na | From ShinYura